Senin, 19 Desember 2016

MAKALAH PENGETAHUAN BAHAN TENTANG PROSES PEMBUATAN BATUBATA



Tugas Pengetahuan Bahan

PROSES PEMBUATAN BATUBATA

OLEH :
Mutia Rizky Iskandar                         (1505106010001)
Cut Keke                                          (1505106010003)
Imel Brilyan Rangkuti                         (1505106010084)

PENGETAHUAN BAHAN
JURUSAN TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM BANDA ACEH
2016



BAB I
PENDAHULUAN

1.1.        Latar Belakang
Batu bata merupakan salah satu komponen yang penting pada suatu bangunan. Batu bata biasa digunakan sebagai bahan utama dalam pembuatan dinding rumah atau gedung. Batu bata sering dipilih sebagai bahan alternatif utama penyusun bangunan karena harganya yang relatif murah, mudah diperoleh, memiliki kekuatan yang cukup tinggi, tahan terhadap pengaruh cuaca, dan tahan terhadap api. Pada umumnya pembuatan bata merah pejal dengan cara dibakar dengan suhu 800°C sehingga tidak hancur bila direndam dalam air, sedangkan pembakarannya menggunakan sekam padi atau kayu bakar yang dapat menimbulkan polusi udara melalui emisi CO2.
Disamping itu juga pembuatan batu bata merah dipengaruhi oleh cuaca maka apabila kondisi cuaca yang kurang baik akan sangat mempengaruhi pembuatan batu bata dan produktivitas akan menurun sehingga batu bata akan sulit untuk didapatkan. Sedangkan bahan dasar bata merah pejal biasanya diambil dari galian tanah sawah yang subur atau tanah liat, hal ini dapat merusak lingkungan lokal disebabkan karena pertambangan tanah liat secara berlebihan.Batu  bata yang banyak tersedia kebanyakan mudah retak, hancur, permukaan yang tidak rata, dan sudut yang tidak siku akibat kualitas batu bata yang kurang. Maka dalam hal ini pada pembuatan batu bata perlunya peningkatan mutu yang dihasilkan secara efektif, ramah lingkungan, praktis dan murah. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan memperbaiki karakteristik mekanis dan fisis batu bata, hal ini dapat dilakukan dengan cara mencampurkan bahan – bahan yang bersifat pozzolan seperti abu sekam padi (rice husk ask / RHA) dengan limbah karbit (calcium carbide residue / CCR) kedalam bahan dasar pembuatan batu bata.
Pencampuran RHA dan CCR didasarkan pada reaksi senyawa SiO2 yang terdapat pada abu sekam padi dan senyawa CaO yang terdapat pada limbah karbit. Reaksi dari senyawa-senyawa ini akan membentuk bahan-bahan yang memiliki daya pengerasan yang dapat menyatukan bahan-bahan pembentuk batu bata, sehingga akan meningkatkan kuat tekan batu bata. Disamping itu pemanfaatan limbah karbit dan abu sekam padi untuk bahan campuran pembuatan batu bata dapat mengurangi penambangan tanah liat yang berlebihan dan memberikan salah satu solusi pemecahan masalah lingkungan akibat limbah karbit yang dihasilkan dari aktifitas Industri Las Karbit, serta memberikan nilai jual bagi limbah karbit yang selama ini hanya menjadi bahan buangan. Pada penelitian ini batu bata yang telah dicetak tidak melalui proses pembakaran. Hal ini sangat membantu karena kita dapat mengurangi polusi udara serta mempermudah dan menghemat biaya produksi. Dengan semakin meningkatnya pembangunan di negeri ini, maka kebutuhan akan bahan bangunan batu bata juga semakin meningkat.Sampai saat ini,cara pembuaatan batu bata pun juga masih banyak yang menggunakan metode tradisional atau secara manual. Hal ini dikarenakan para pembuatnya sudah terbiasa menggunakan cara ini, karena jika ingin menggunakan teknologi akan membutuhkan biaya yang cukup mahal.

1.2. Tujuan Penelitian
1.      Untuk mengetahui bagaimana proses pembuatan batu bata
2.      Untuk lebih mengenal bahan yan digunakan dalam proses pembuatan batu bata



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Batu bata merah adalah salah satu unsur bangunan dalam pembuatan konstruksi bangunan yang terbuat dari tanah lempung ditambah air dengan atau tanpa bahan campuran lain melalui beberapa tahap pengerjaan, seperti menggali, mengolah, mencetak, mengeringkan, membakar pada temperatur tinggi hingga matang dan berubah warna, serta akan mengeras seperti batu setelah didinginkan hingga tidak dapat hancur lagi bila direndam dalam air. (Siregar, 2010)
Standardisasi menurut Organisasi Internasional (ISO) merupakan proses penyusunan dan pemakaian aturan-aturan untuk melaksanakan suatu kegiatan secara teratur demi keuntungan dan kerjasama semua pihak yang berkepentingan, khususnya untuk meningkatkan ekonomi keseluruhan secara optimum dengan memperhatikan kondisi-kondisi fungsional dan persyaratan keamanan. (Suwardono, 2002)
Proses pembuatan, dari penggalian tanahnya, pencampurannya dengan air dan bahan-bahan lain, jika perlu, hingga pemberian bentuknya dapat dilakukan seluruhnya dengan tangan dengan mempergunakan cetakan-cetakan kayu, atau pada prosesnya dipergunakan mesin-mesin (Das, 1995).
Pembuatan bata merah ini umumnya dilakukan secara manual, sehingga ukurannya tidak benar-benar sama persis, tergantung pembuatnya (Akbar, 2014). 




BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat
            3.1.1 Waktu
                        Pukul   : 14.15 s.d. Selesai WIB
                        Tanggal : 16 November 2016
            3.1.2 Tempat
                        Tempat : Desa Blang Krueng, Aceh Besar.
3.2. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan penelitian pengetahuan bahan (Proses Pembuatan Batubata) adalah :
·         Alat :
1.      Gerobak 
2.      Sekop
3.      Tali boflang 
4.      Tempat Pembakaran 
5.      Bambu (30 cm) 
6.      Forong(tempat cetak) memiliki lebar 7 cm dan panjang 10 cm 
7.      Handtraktor

Bahan Utama: 
1.      Tanah liat 
2.      Pasir 
3.      Air 

3.3.Cara Kerja
Adapun cara kerja dari pembuatan batu bata adalah  :
·                                                       1. Tahap penghalusan/pencampuran bahan 
a                           2. Tahap percetakan
·                                                       3. Tahap Pembakaran

·          

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1.Sejarah Singkat Pembuatan Batu Bata
Sejak zaman nenek moyang dulu pembuatan batu bata telah ada walaupun secara manual, dari situlah para warga mulai  pempelajari dan mengetahui tata cara pembuatan batu bata, mulai dari pencarian bahan sampai proses pembakarannya.      Meskipun secara manual kualitas batu bata yang dihasilkan cukup bagus mengingat tanh yang digunakan untuk pembuatan batu bata adalah tanah liat yang mempunyai susunan tanah yang sangat kuat. Batu bata merupakan salah satu bahan dasar dalam membuat tembok rumah atau bangunan lain yang banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia. Permintaan batu bata terus meningkat seiring dengan banyaknya masyarakat yang ingin membangun maupun merenofasi rumahnya. Untuk itu, pembuatan batu bata dapat member peluang bisnis yang menjanjikan.

4.2.Fungsi Batu Bata
Siapapun tahu tentang batu bata meskipun bukan pekerja bangunan. Batu bata sangat akrab dengan kehidupan kita, berasal dari tanah liat yang dibentuk dengan cetakan berukuran tertentu kemudian dibakar.Yang tidak kalah penting dalam menjaga mutu dari dinding adalah spesi atau perekat antar bata. campuran yang baik akan menyebabkan dinding kita awet dan bisa bertahan terhadap resapan air dari tanah maupun air hujan. Semakin baik kualitas spesi yang digunakan untuk merekatkan bata semakin berkualitas pula dinding yang kita dapat. Memiliki kwalitas yang bermacam – macam tergantung bahan yang dibuat serta media pembakarnya. Ada yang membakar menggunakan sekam ada pula yang menggunakan kayu bakar. Kwalitas pembakaran denbgan kayu bakar memiliki grid yang lebih tinggi atau berkualitas lebih baik. Batu bata bisa juga berfungsi sebagai gewel, mempunyai nilai yang lebih ekonomis dari pada kita mengguakan kuda-kuda dari kayu. Dinding yang menggunakan bahan batu bata memiliki daya serap terhadap panas cukup baik sehingga terasa nyaman. Harganya yang relatif murah dan banyak tersedia menjadi pilihan terbaik sampai saat dewasa ini untuk bangunan rumah tinggal. Yang tidak kalah penting dalam menjaga mutu dari dinding adalah spesi atau perekat antar bata. campuran yang baik akan menyebabkan dinding kita awet dan bisa bertahan terhadap resapan air dari tanah maupun air hujan. Semakin baik kualitas spesi yang digunakan untuk merekatkan bata semakin berkualitas pula dinding yang kita dapat. 

4.3.Alat dan Bahan Dalam Pembuatan Batu Bata
Bahan baku batu bata adalah tanah liat atau tanah lempung yang telah dibersihkan dari kerikil dan batu-batu lainnya. Tanah ini banyak ditemui di sekitar kita. Itulah salah satu penyebab, batu bata mudah didapatkan. Adakalanya, kita melihat batu bata yang warna dan tingkat kekerasannya berbeda. Perbedaan ini disebabkan karena perbedaan bahan baku tanah yang digunakan untuk pepmbuatan batu bataserta perbedaan teknik pembakaran yang diterapkan.
Berikut alat dan bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan batu bata :
·         Alat :
1.      Gerobak
2.      Sekop
3.      Tali boflang
4.      Tempat Pembakaran
5.      Bambu (30 cm)
6.      Forong(tempat cetak) memiliki lebar 7 cm dan panjang 10 cm
7.      Handtraktor
·         Bahan Utama:
1.      Tanah liat
2.      Air
3.      Pasir
Bahan Tambahan Bata merah dalam proses pembuatanya bukan hanya kegiatan mencetak tanah, mengeringkan dan membakarnya, akan tetapi diperlukan campuran supaya menjadi bata dengan kualitas yang sesuai dengan yang diinginkan, tentu saja juga ada tanah yang bagus tanpa bahan campuran tambahan yang dapat menjadikan bata bagus. Tanah atau kita sebut tanah liat merupakan unsur utama yang membentuk bata kita, akan tetapi diperlukan beberapa unsur tambahan diantaranya adalah:
a.       Pasir Jika hanya tanah liat yang digunakan dalam proses pembuatanya maka setelah proses pembakaran sangat mungkin ditemukan bata dengan susut ukuran yang signifikan, selain itu juga menyebabkan bata melengkung dan juga retak. Nah karena retak, varisi ukuran yang besar, juga bentuk bata yang melengkung merupakan salah satu kejelekan bata merah atau kejelekan batu bata, maka ketika anda mau memilih bata merah hindari kejelekean tadi dan kalau mau tahu salah sau penyebabnya adalah kurangnya pasir dalam prorses pembuatan bata. Tetapi perlu diingat bahwa terlalu banyak pasir akan menyebabkan bata anda menjadi getas dan lemah, ini juga harus dihindari
b.      Kapur Dalam campuran bata merah yang baik perlu mengandung kapur dalam jumlah tertentu dimana kapur ini berfungsi untuk membantu pelelehan butir-butir pasir dan membantu mengikat butir-butir tanah. Dengan adanya kapur ini akan dihasilkan bata dengan kekuatan yang baik dan bata yang halus. Kapur sebagai campuran dalam membuat bata haruslah berupa serbuk, jika berupa butiran atau bongkahan yang terjadi adalah ketika pembakaran kapur akan menjadi kapur tohor (CaO), yang mana kapur tohor ini jika terkena air akan bereaksi dan mengembang, pengembangan kapur tohor dalam bata ini akan menyebabkan bata menjadi retak.

4.4.Memilih Tanah Yang Tepat
Hampir semua jenis tanah dapat digunakan sebagai bahan pembuatan batu bata kecuali yanah yang mengandung pasir atau kapur. Tanah yang mengandung pasir atau kapur akan membuat batu bata mudah pecah. Sedangkan untuk mengetahui tanah itu cocok untuk pembuatan batu bata, maka ada cara untuk mengetahuinya. Pertama, ambil tanah tersebut, campur dengan air, kemudian diaduk hingga rata. Setelah itu diinjak-injak hingga lumat dan buang kerikil maupun kotorang yang ada. Setelah lumat, tanah direndam selama sehari semalam dan jangan sampe terkena panas matahri. Jika tanah tersebut tidak merekah, berarti tanah tersebut baik untuk bahan batu bata. Kedua, tanah tersebut dikeringkan dan di bakar, jika berwarna merah menyala saat dibakar, maka bahan tersebut sangat baik untuk pembuatan batu bata.

4.5. Proses Pembuatan Batu Bata Dalam pembuatan batu bata ada 3 tahap yaitu sebagai berikut : 
1.      Tahap penghalusan : Tanah merah yang sudah ada diangkat kemudian dimasukan ke dalam wadah yang telah disediakan, sebelum dimasukan wadah tersebut diisi  dengan air terlebih dahulu, selanjutnya tanah dimasukan dan diinjak-injak sampai halus.
2.      Tahap percetakan : Tanah Merah yang sudah dihaluskan sehingga membentuk tanah liat, setelah itu dimasukan kedalam tempat pencetakan (Forong) yang berukuran panjang 10cm dan Lebar 7cm. Setelah dimasukan kedalam cetakan dan di padatkan dengan cara menakan dengan menggunakan tangan, rapikan permukaan corong menggunakan bambu, setelah itu dibagi menjagi tiga bagian dengan cara dipotong dengan menggunakan  benang boflang. Selanjutnya keluarkan dari cetakan ke tempat yang telah disediakan. Selanjutnya dikeringkan dengan cara menyusun batu bata yang diberi sedikit jarak agar angin dapat masuk. Proses pengeringan juga bergantung dari cuaca. Pengeringan dilakukan dengan cara menyusun bata dengan diberi cela.
3.      Tahap Pembakaran : Pembakaran batu bata berlangsung di oven yang terbuat dari batu bata yang direkatkan menggunakan tanah liat itu sendiri. Pembakaran menggunakan kayu yang keras seperti : kayu mangga, kenari, linggua dan kayu yang keras lainnya. Proses pembakaran berlangsung selama 2 hari, yaitu 2 siang dan 2 malam. Apabila  tinggi tempat pembakaran kurang dari 4 meter bisa menampung 6000 bata. selanjutnya bata yang telah diuapkan hingga temperatur suhu naik/tinggi, setelah itu didinginkan dan dikeluarkan melewati pintu Oven yang berada di samping.

4.6.Keunggulan batu bata :
1.      Keretakan relatif jarang terjadi.
2.      Kuat dan tahan lama.
3.      Penggunanaan rangka beton pengakunya lebih luas, antara 9-12 m2.

4.7.Kekurangan dinding bata merah:
1.      Waktu pemasangan lebih lama dibandingkan batako dan bahan dinding lainnya. 
2.      Biaya pengeluaran  lebih tinggi.


BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1.      Batu bata merupakan salah satu komponen yang penting pada suatu bangunan. Batu bata biasa digunakan sebagai bahan utama dalam pembuatan dinding rumah atau gedung.
2.      Adapun cara kerja dari pembuatan batu bata adalah  :
1.       Tahap penghalusan/pencampuran bahan
2.       Tahap percetakan
3.       Tahap Pembakaran

5.2. Saran
Agar dipabrik tersebut bisa meningkatkan teknologi dan memanfaatkan teknologi baru.



DAFTAR PUSTAKA

Das, B. M. 1995. Mekanika Tanah. (Prinsip-Prinsip Rekayasa Geoteknis). Jilid II.
Erlangga. Jakarta.
Akbar, A.R. 2014. Studi Kekuatan Pasangan Batu Bata Pasca Pembakaran Menggunakan
Campuran Bahan Additive Abu Sekam Padi dan Abu Ampas Tebu. Skripsi
Universitas Lampung. Bandar Lampung
Suwardono. 2002. Mengenal Pembuatan Bata, Genteng Berglasir. VC, Yrama Widya. Bandung.
Siregar, N. 2010. Pemanfaatan Abu Pembakaran Ampas Tebu dan Tanah Liat Pada
Pembuatan Batu Bata. Skripsi Universitas Sumatera Utara. Medan.


LAMPIRAN