Tugas Pengetahuan Bahan
PROSES
PEMBUATAN BATUBATA
OLEH :
Mutia Rizky Iskandar (1505106010001)
Cut
Keke (1505106010003)
Imel
Brilyan Rangkuti (1505106010084)
PENGETAHUAN
BAHAN
JURUSAN TEKNIK
PERTANIAN
FAKULTAS
PERTANIAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM
BANDA ACEH
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Batu
bata merupakan salah satu komponen yang penting pada suatu bangunan. Batu bata
biasa digunakan sebagai bahan utama dalam pembuatan dinding rumah atau gedung.
Batu bata sering dipilih sebagai bahan alternatif utama penyusun bangunan
karena harganya yang relatif murah, mudah diperoleh, memiliki kekuatan yang
cukup tinggi, tahan terhadap pengaruh cuaca, dan tahan terhadap api. Pada
umumnya pembuatan bata merah pejal dengan cara dibakar dengan suhu 800°C
sehingga tidak hancur bila direndam dalam air, sedangkan pembakarannya
menggunakan sekam padi atau kayu bakar yang dapat menimbulkan polusi udara
melalui emisi CO2.
Disamping
itu juga pembuatan batu bata merah dipengaruhi oleh cuaca maka apabila kondisi
cuaca yang kurang baik akan sangat mempengaruhi pembuatan batu bata dan
produktivitas akan menurun sehingga batu bata akan sulit untuk didapatkan.
Sedangkan bahan dasar bata merah pejal biasanya diambil dari galian tanah sawah
yang subur atau tanah liat, hal ini dapat merusak lingkungan lokal disebabkan
karena pertambangan tanah liat secara berlebihan.Batu bata yang banyak
tersedia kebanyakan mudah retak, hancur, permukaan yang tidak rata, dan sudut
yang tidak siku akibat kualitas batu bata yang kurang. Maka dalam hal ini pada
pembuatan batu bata perlunya peningkatan mutu yang dihasilkan secara efektif,
ramah lingkungan, praktis dan murah. Salah satu cara yang dilakukan adalah
dengan memperbaiki karakteristik mekanis dan fisis batu bata, hal ini dapat
dilakukan dengan cara mencampurkan bahan – bahan yang bersifat pozzolan seperti
abu sekam padi (rice husk ask / RHA) dengan limbah karbit (calcium carbide
residue / CCR) kedalam bahan dasar pembuatan batu bata.
Pencampuran
RHA dan CCR didasarkan pada reaksi senyawa SiO2 yang terdapat pada abu sekam
padi dan senyawa CaO yang terdapat pada limbah karbit. Reaksi dari
senyawa-senyawa ini akan membentuk bahan-bahan yang memiliki daya pengerasan
yang dapat menyatukan bahan-bahan pembentuk batu bata, sehingga akan
meningkatkan kuat tekan batu bata. Disamping itu pemanfaatan limbah karbit dan
abu sekam padi untuk bahan campuran pembuatan batu bata dapat mengurangi
penambangan tanah liat yang berlebihan dan memberikan salah satu solusi
pemecahan masalah lingkungan akibat limbah karbit yang dihasilkan dari
aktifitas Industri Las Karbit, serta memberikan nilai jual bagi limbah karbit
yang selama ini hanya menjadi bahan buangan. Pada penelitian ini batu bata yang
telah dicetak tidak melalui proses pembakaran. Hal ini sangat membantu karena
kita dapat mengurangi polusi udara serta mempermudah dan menghemat biaya
produksi. Dengan semakin meningkatnya pembangunan di negeri ini, maka kebutuhan
akan bahan bangunan batu bata juga semakin meningkat.Sampai saat ini,cara
pembuaatan batu bata pun juga masih banyak yang menggunakan metode tradisional
atau secara manual. Hal ini dikarenakan para pembuatnya sudah terbiasa
menggunakan cara ini, karena jika ingin menggunakan teknologi akan membutuhkan
biaya yang cukup mahal.
1.2. Tujuan Penelitian
1.
Untuk
mengetahui bagaimana proses pembuatan batu bata
2.
Untuk
lebih mengenal bahan yan digunakan dalam proses pembuatan batu bata
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
Batu bata merah adalah salah satu
unsur bangunan dalam pembuatan konstruksi bangunan yang terbuat dari tanah
lempung ditambah air dengan atau tanpa bahan campuran lain melalui beberapa
tahap pengerjaan, seperti menggali, mengolah, mencetak, mengeringkan, membakar
pada temperatur tinggi hingga matang dan berubah warna, serta akan mengeras
seperti batu setelah didinginkan hingga tidak dapat hancur lagi bila direndam
dalam air. (Siregar, 2010)
Standardisasi menurut Organisasi
Internasional (ISO) merupakan proses penyusunan dan pemakaian aturan-aturan
untuk melaksanakan suatu kegiatan secara teratur demi keuntungan dan kerjasama
semua pihak yang berkepentingan, khususnya untuk meningkatkan ekonomi
keseluruhan secara optimum dengan memperhatikan kondisi-kondisi fungsional dan
persyaratan keamanan. (Suwardono, 2002)
Proses pembuatan, dari penggalian
tanahnya, pencampurannya dengan air dan bahan-bahan lain, jika perlu, hingga
pemberian bentuknya dapat dilakukan seluruhnya dengan tangan dengan
mempergunakan cetakan-cetakan kayu, atau pada prosesnya dipergunakan
mesin-mesin (Das, 1995).
Pembuatan bata merah ini umumnya
dilakukan secara manual, sehingga ukurannya tidak benar-benar sama persis,
tergantung pembuatnya (Akbar, 2014).
BAB III
METODOLOGI
PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat
3.1.1 Waktu
Pukul : 14.15 s.d. Selesai WIB
Tanggal : 16 November
2016
3.1.2
Tempat
Tempat : Desa Blang Krueng, Aceh Besar.
3.2. Alat dan Bahan
Adapun
alat dan bahan penelitian pengetahuan bahan (Proses Pembuatan Batubata) adalah
:
·
Alat
:
1.
Gerobak
2.
Sekop
3.
Tali
boflang
4.
Tempat
Pembakaran
5.
Bambu
(30 cm)
6.
Forong(tempat
cetak) memiliki lebar 7 cm dan panjang 10 cm
7.
Handtraktor
Bahan
Utama:
1.
Tanah
liat
2.
Pasir
3.
Air
3.3.Cara Kerja
Adapun cara kerja dari
pembuatan batu bata adalah :
· 1. Tahap
penghalusan/pencampuran bahan
a 2. Tahap
percetakan
· 3. Tahap
Pembakaran
·
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1.Sejarah Singkat Pembuatan
Batu Bata
Sejak zaman nenek moyang dulu
pembuatan batu bata telah ada walaupun secara manual, dari situlah para warga
mulai pempelajari dan mengetahui tata cara pembuatan batu bata, mulai
dari pencarian bahan sampai proses pembakarannya.
Meskipun secara manual kualitas batu bata yang dihasilkan cukup bagus mengingat
tanh yang digunakan untuk pembuatan batu bata adalah tanah liat yang mempunyai
susunan tanah yang sangat kuat. Batu bata merupakan salah satu bahan dasar
dalam membuat tembok rumah atau bangunan lain yang banyak digunakan oleh
masyarakat Indonesia. Permintaan batu bata terus meningkat seiring dengan
banyaknya masyarakat yang ingin membangun maupun merenofasi rumahnya. Untuk
itu, pembuatan batu bata dapat member peluang bisnis yang menjanjikan.
4.2.Fungsi Batu Bata
Siapapun tahu tentang batu bata
meskipun bukan pekerja bangunan. Batu bata sangat akrab dengan kehidupan kita,
berasal dari tanah liat yang dibentuk dengan cetakan berukuran tertentu
kemudian dibakar.Yang tidak kalah penting dalam menjaga mutu dari dinding
adalah spesi atau perekat antar bata. campuran yang baik akan menyebabkan
dinding kita awet dan bisa bertahan terhadap resapan air dari tanah maupun air
hujan. Semakin baik kualitas spesi yang digunakan untuk merekatkan bata semakin
berkualitas pula dinding yang kita dapat. Memiliki kwalitas yang bermacam –
macam tergantung bahan yang dibuat serta media pembakarnya. Ada yang membakar
menggunakan sekam ada pula yang menggunakan kayu bakar. Kwalitas pembakaran
denbgan kayu bakar memiliki grid yang lebih tinggi atau berkualitas lebih baik.
Batu bata bisa juga berfungsi sebagai gewel, mempunyai nilai yang lebih
ekonomis dari pada kita mengguakan kuda-kuda dari kayu. Dinding yang
menggunakan bahan batu bata memiliki daya serap terhadap panas cukup baik
sehingga terasa nyaman. Harganya yang relatif murah dan banyak tersedia menjadi
pilihan terbaik sampai saat dewasa ini untuk bangunan rumah tinggal. Yang tidak
kalah penting dalam menjaga mutu dari dinding adalah spesi atau perekat antar
bata. campuran yang baik akan menyebabkan dinding kita awet dan bisa bertahan
terhadap resapan air dari tanah maupun air hujan. Semakin baik kualitas spesi
yang digunakan untuk merekatkan bata semakin berkualitas pula dinding yang kita
dapat.
4.3.Alat dan Bahan Dalam
Pembuatan Batu Bata
Bahan baku batu bata adalah tanah
liat atau tanah lempung yang telah dibersihkan dari kerikil dan batu-batu
lainnya. Tanah ini banyak ditemui di sekitar kita. Itulah salah satu penyebab,
batu bata mudah didapatkan. Adakalanya, kita melihat batu bata yang warna dan
tingkat kekerasannya berbeda. Perbedaan ini disebabkan karena perbedaan bahan
baku tanah yang digunakan untuk pepmbuatan batu bataserta perbedaan teknik
pembakaran yang diterapkan.
Berikut alat dan bahan yang
dibutuhkan untuk pembuatan batu bata :
·
Alat
:
1.
Gerobak
2.
Sekop
3.
Tali
boflang
4.
Tempat
Pembakaran
5.
Bambu
(30 cm)
6.
Forong(tempat
cetak) memiliki lebar 7 cm dan panjang 10 cm
7.
Handtraktor
·
Bahan
Utama:
1.
Tanah
liat
2.
Air
3.
Pasir
Bahan Tambahan Bata merah dalam
proses pembuatanya bukan hanya kegiatan mencetak tanah, mengeringkan dan
membakarnya, akan tetapi diperlukan campuran supaya menjadi bata dengan
kualitas yang sesuai dengan yang diinginkan, tentu saja juga ada tanah yang bagus
tanpa bahan campuran tambahan yang dapat menjadikan bata bagus. Tanah atau kita
sebut tanah liat merupakan unsur utama yang membentuk bata kita, akan tetapi
diperlukan beberapa unsur tambahan diantaranya adalah:
a.
Pasir
Jika hanya tanah liat yang digunakan dalam proses pembuatanya maka setelah
proses pembakaran sangat mungkin ditemukan bata dengan susut ukuran yang
signifikan, selain itu juga menyebabkan bata melengkung dan juga retak. Nah
karena retak, varisi ukuran yang besar, juga bentuk bata yang melengkung
merupakan salah satu kejelekan bata merah atau kejelekan batu bata, maka ketika
anda mau memilih bata merah hindari kejelekean tadi dan kalau mau tahu salah
sau penyebabnya adalah kurangnya pasir dalam prorses pembuatan bata. Tetapi
perlu diingat bahwa terlalu banyak pasir akan menyebabkan bata anda menjadi
getas dan lemah, ini juga harus dihindari
b.
Kapur
Dalam campuran bata merah yang baik perlu mengandung kapur dalam jumlah
tertentu dimana kapur ini berfungsi untuk membantu pelelehan butir-butir pasir
dan membantu mengikat butir-butir tanah. Dengan adanya kapur ini akan
dihasilkan bata dengan kekuatan yang baik dan bata yang halus. Kapur sebagai
campuran dalam membuat bata haruslah berupa serbuk, jika berupa butiran atau
bongkahan yang terjadi adalah ketika pembakaran kapur akan menjadi kapur tohor
(CaO), yang mana kapur tohor ini jika terkena air akan bereaksi dan mengembang,
pengembangan kapur tohor dalam bata ini akan menyebabkan bata menjadi retak.
4.4.Memilih Tanah Yang Tepat
Hampir
semua jenis tanah dapat digunakan sebagai bahan pembuatan batu bata kecuali
yanah yang mengandung pasir atau kapur. Tanah yang mengandung pasir atau kapur
akan membuat batu bata mudah pecah. Sedangkan untuk mengetahui tanah itu cocok
untuk pembuatan batu bata, maka ada cara untuk mengetahuinya. Pertama, ambil
tanah tersebut, campur dengan air, kemudian diaduk hingga rata. Setelah itu
diinjak-injak hingga lumat dan buang kerikil maupun kotorang yang ada. Setelah
lumat, tanah direndam selama sehari semalam dan jangan sampe terkena panas
matahri. Jika tanah tersebut tidak merekah, berarti tanah tersebut baik untuk
bahan batu bata. Kedua, tanah tersebut dikeringkan dan di bakar, jika berwarna
merah menyala saat dibakar, maka bahan tersebut sangat baik untuk pembuatan
batu bata.
4.5. Proses Pembuatan
Batu Bata Dalam pembuatan batu bata ada 3 tahap yaitu sebagai berikut :
1.
Tahap
penghalusan : Tanah merah yang sudah ada diangkat kemudian dimasukan ke dalam
wadah yang telah disediakan, sebelum dimasukan wadah tersebut diisi
dengan air terlebih dahulu, selanjutnya tanah dimasukan dan diinjak-injak
sampai halus.
2.
Tahap
percetakan : Tanah Merah yang sudah dihaluskan sehingga membentuk tanah liat,
setelah itu dimasukan kedalam tempat pencetakan (Forong) yang berukuran panjang
10cm dan Lebar 7cm. Setelah dimasukan kedalam cetakan dan di padatkan dengan
cara menakan dengan menggunakan tangan, rapikan permukaan corong menggunakan
bambu, setelah itu dibagi menjagi tiga bagian dengan cara dipotong dengan
menggunakan benang boflang. Selanjutnya keluarkan dari cetakan ke tempat
yang telah disediakan. Selanjutnya dikeringkan dengan cara menyusun batu bata
yang diberi sedikit jarak agar angin dapat masuk. Proses pengeringan juga
bergantung dari cuaca. Pengeringan dilakukan dengan cara menyusun bata dengan
diberi cela.
3.
Tahap
Pembakaran : Pembakaran batu bata berlangsung di oven yang terbuat dari batu
bata yang direkatkan menggunakan tanah liat itu sendiri. Pembakaran menggunakan
kayu yang keras seperti : kayu mangga, kenari, linggua dan kayu yang keras
lainnya. Proses pembakaran berlangsung selama 2 hari, yaitu 2 siang dan 2
malam. Apabila tinggi tempat pembakaran kurang dari 4 meter bisa
menampung 6000 bata. selanjutnya bata yang telah diuapkan hingga temperatur
suhu naik/tinggi, setelah itu didinginkan dan dikeluarkan melewati pintu Oven
yang berada di samping.
4.6.Keunggulan batu bata :
1.
Keretakan
relatif jarang terjadi.
2.
Kuat
dan tahan lama.
3.
Penggunanaan
rangka beton pengakunya lebih luas, antara 9-12 m2.
4.7.Kekurangan dinding bata
merah:
1.
Waktu
pemasangan lebih lama dibandingkan batako dan bahan dinding lainnya.
2.
Biaya
pengeluaran lebih tinggi.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1.
Batu
bata merupakan salah satu komponen yang penting pada suatu bangunan. Batu bata
biasa digunakan sebagai bahan utama dalam pembuatan dinding rumah atau gedung.
2.
Adapun
cara kerja dari pembuatan batu bata adalah
:
1.
Tahap
penghalusan/pencampuran bahan
2.
Tahap
percetakan
3.
Tahap
Pembakaran
5.2. Saran
Agar dipabrik tersebut bisa
meningkatkan teknologi dan memanfaatkan teknologi baru.
DAFTAR
PUSTAKA
Das, B. M. 1995. Mekanika Tanah.
(Prinsip-Prinsip Rekayasa Geoteknis). Jilid II.
Erlangga. Jakarta.
Akbar, A.R. 2014. Studi Kekuatan
Pasangan Batu Bata Pasca Pembakaran Menggunakan
Campuran Bahan Additive Abu Sekam
Padi dan Abu Ampas Tebu. Skripsi
Universitas Lampung. Bandar
Lampung
Suwardono. 2002. Mengenal
Pembuatan Bata, Genteng Berglasir. VC, Yrama Widya. Bandung.
Siregar, N. 2010. Pemanfaatan Abu
Pembakaran Ampas Tebu dan Tanah Liat Pada
Pembuatan
Batu Bata. Skripsi Universitas Sumatera Utara. Medan.
LAMPIRAN